April 24, 2008

Mendapat Hati dan Kepercayaan dari Orang Lain

Posted in Thought's Box at 3:37 pm by justrere

Pernah mendengar ungkapan bahwa mendapatkan sesuatu jauh lebih mudah daripada menjaganya? Bagi saya pribadi, sebenarnya sama saja, hanya tantangan yang ada berbeda. Begitu pula dengan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Pagi ini, seorang teman mencoba meminta ijin kepada orang tuanya untuk melakukan perjalanan ke luar kota. Dia ingin mengikuti kegiatan dengan komunitasnya yang kebetulan diadakan di luar kota. Selain itu juga untuk menemui pujaan hatinya 🙂 Teman saya ini kebetulan perempuan. Saat orang tuanya tidak memberi ijin, dia langsung mutung. Mutung adalah bahasa jawa dalam pergaulan, yang artinya bisa sama dengan ngambek. Membaca sms nya membuat saya sedikit tersenyum. Di umurnya yang sekitar 3 tahun di atas saya, dia masih bisa mutung ‘hanya’ karena tidak dapat ijin. Dia sempat bilang “tau gitu, gak usah bilang, langsung cabut kayak biasanya”. 🙂 Saya jadi ingat pengalaman pribadi, memang tidak mudah meminta ijin dimana posisi saya sebagai perempuan pergi ke luar kota tanpa dampingan orang kepercayaan keluarga, hanya teman-teman komunitas.

Mungkin pembelajaran tiap-tiap keluarga beda. Dulu saya pernah akan ditugaskan ke luar pulau oleh kantor, Ibu saya tidak memberi ijin, karena saya harus berangkat sendirian, padahal saya tidak kenal medannya. Tapi bagi saya tidak masalah. Tapi, karena saat itu saya tau keadaan Ibu saya, saya meminta teman kantor saya yang berangkat 🙂 Lalu kemarin, saat saya ingin ke Malang, saya mencoba meminta ijin Ibu, dengan alasan yang jujur, ingin bertemu teman dan saya perginya dengan salah satu teman laki-laki saya (bukan pacar, cuma teman 🙂 ). Seperti biasa Ibu saya akan tanya, naik apa, nginep dimana, berangkat dengan siapa, dan hal-hal lainnya. Saat itu saya memposisikan diri saya sebagai Ibu. Jika saya punya anak perempuan, dan anak saya pergi dengan orang yang tidak saya kenal dan menginap di tempat yang saya tidak tahu, tentunya saya juga khawatir kan? Cuma saat itu, ketika saya berbicara dengan Ibu saya, saya mencoba meyakinkan beliau, bahwa tujuan saya tidak anah-aneh. Jika tujuan kita baik, insyaAllah, hasilnya juga baik pula, kan.

Sedikit tips dari saya, ketika berbicara dengan orang tua, cobalah tatap matanya, tunjukkan lewat mata dan ekspresi anda, bahwa anda bisa menjaga kepercayaan yang diberikan. Dan memang tidka bisa langsung mendapat ijin. Semuanya butuh proses. Dan ketika tidka mendapatkan restu dari orang tua, jangan mutung dan marah terhadap mereka. Cobalah mengerti, mereka cuma khawatir saja. Pelan-pelan jelaskan kepada mereka tujuan anda meminta ijin dan anda harus jujur. Setiap Ibu akan memiliki insting apakah anaknya jujur atau tidak 🙂 Jelaskan pula, bahwa suatu hari kita akan menikah dan lepas dari orang tua. Perjalanan ke luar kota ini adalah bentuk pembelajaran diri menjadi lebih dewasa dan mandiri. Dan pengalaman itu akan berguna saat kita lepas dari orang tua nanti. Kalau niat kita baik, insyaAllah nantinya orang tua akan luluh juga dan memberikan ijin. Dan setelah mengantongi ijin, jangan kupa dijaga baik-baik amanah mereka. Sekali amanah mereka kita langgar, akan sulit mendapat kepercayaan mereka kembali. Dan jika tidak mendapat ijin, jangan tiba-tiba pergi begitu saja. Selain tidak mendapat restu bisa saja terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan selama perjalanan, juga membuat orang-orang di sekitar kita termasuk orang tua sangan khawatir. Dan bukan tidak mungkin orang tua akan semakin menekan kita. Jadi sebaiknya mengambil kepercayaan orang lain, terutama orang tua dengan pendekatan persuasif. Jika memang terjadi sedikit perdebatan kecil, usahakan intonasi suara tetap datar ke rendah, meski kadang hati juga sebel, tapi jangan sampai meninggi, tahan emosi, apalagi sampai ‘nyolot’, jangan sampai ya.

Mari belajar mengambil kepercayaan orang lain especially orang tua dengan cara yang lebih bijak dan menanggapi hasilnya juga dengan bijaksana dan dewasa 🙂

nb : Tulisan ini bukan bermaksud menyindir atau mendeskreditkan satu atau banyak orang. Hanya berusaha melihat dari sudut pandang yang lain, Out of The Mind, dan saling berbagi saja 🙂